Kamis, 21 Februari 2013

KIMIA ANALITIK


ALAT PERLINDUNGAN DIRI (APD) DI LABORATORIUM BESERTA KESPESIFIKANNYA



       Pada abad yang lalu Kimia telah membuat kita semakin memahami dunia fisika dan biologi serta kemampuan kita untuk memanipulasinya. Sebagian besar benda yang kita gunakan dalam kehidupan moderen ini melibatkan proses kimia sintetik atau alami, dan terus memungkinkan kemajuan penting di dunia sains rekayasa.
       Sejak zaman alkimia, bahan kimia laboratorium sudah menunjukkan sifat yang mengejutkan dan berbahaya. Di masa lalu, mati sebagai martir demi ilmu penetahuan masih bisa diterima. Dalam pidatonya pada tahun 1890, kimiawan besar, August Kekule, berkata: “Jika Anda ingin menjadi seorang kimiawan, seperti cerita Liebig kepada saya saat bekerja di laboratoriumnya, Anda harus mengorbankan kesehatan Anda. Siapa yang tidak mau mengorbankan kesehatan dalam penelitiannya, maka dia tidak akan mencapai apapun dalam bidang kimia”.
       Di zaman ini, sikap semacam itu nampaknya sama kunonya dengan alkimia selama bertahun-tahun, telah dikembangkan teknik, prosedur, kedala lingkungan, dan peralatan kusus untuk menangani dan mengelola bahan kimia secara aman. Sayangnya, saat ini timbul kekhawatiran tentang kemungkinan bahan kimia laboratorium. Sebagian besar zat kimia merupakan pencemar bagi lingkungannya, dan sekelompok zat ada yang bersifat mudah terbakar, mudah meledak dan korosif (terutama asam-asam), dan ada pula yang merusak organ tubuh. Kereaktifan zat tersebut apabila tidak diperhatikan tentu saja membahayakan keselamatan kerja serta kesehatan.
Upaya untuk meningkatkan kapasitas kimia dalam Ilmu  Kimia menghadapi banyak tantangan dalam meningkatkan keselamatan dan keamanan laboratorium. Praktik keselamatan dan keamanan dimaksudkan untuk membantu laboratorium melaksanakan fungsi utama mereka dengan cara yang efisien, selamat dan aman. Sayangnya, peningkatan keselamatan dan keamanan sering kali dianggap terlalu menantang. Namun, kurangnya pemahaman prosedur keselamatan dan keamanan, rintangan dan kendala bisa diatasi dengan mudah. Kemajuan pada prosedur keselamatan dan keamanan yang baik pada akhirnya akan berpengaruh pada peningkatan produktivitas, efisiensi, dan yang terpenting kerja sama yang baik. U.S National Research Council telah memberikan panduan kepada laboratorium tentang praktik yang selamat dan aman dalam menangani dan menyimpan bahan kimia berbahaya. Tiap hari, kimiawan seluruh dunia bekerja dilaboratorium dengan bahan kimia berbahaya. Oleh karena itu diperlukan peralatan penunjang keselamatan diri bagi para praktikan sebelum melakukan praktik atau analisis kimia sehingga setiap peralatan yang dikenakan harus mampu memperoteksi si pemakainya.
Jenis-Jenis alat perlindungan diri dalam laboratorium adalah sebagai berikut.

1.    Perlindungan mata
Proteksi mata merupakan persyaratan yang mutlak yang harus dikenakan oleh pemakai dikala bekerja dengan bahan kimia. Hal ini dimaksud untuk melindungi mata dan wajah dari kecelakaan sebagai akibat dari tumpahan bahan kimia, uap kimia, radiasi, percikan benda tajam atau kaustik, dan biohazard. Secara umum perlindungan mata terdiri dari kacamata pelindung, Goggle, pelindung wajah, dan pelindung mata special (goggle yang menyatu dengan masker khusus untuk melindungi mata dan wajah dari radiasi dan bahaya laser).
Spesifikasi dari kacamata ini tergantung kepada keperluan kita di laboratorium..
-            Jika kita hendak menuang reagen kimia berbahaya, seperti asam-asam kuat, kita dapat menggunakan kacamata biasa (goggle).
-            Jika kegiatan kita berhubungan dengan radiasi atau bahan kimia radioaktif, seperti penggunaan sinar UV atau gamma, kita lebih aman menggunakan pelindung mata spesial, yaitu gabungan antara goggle dan masker.





2.    Perlindungan Badan
Baju yang dikenakan selama bekerja di laboratorium, merupakan suatu perlengkapan yang wajib dikenakan sebelum memasuki laboratorium. Ada beberapa jenis perlindungan bahan yang dapat digunakan di laboratorium, ada jas laboratorium biasa, Apron, dan Jumpsuit. Pemilihan penggunaan dari alat ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan kita di laboratorium.
-            Untuk beberapa eksperimen laboratorium biasa, cukup  mengenakan jas laboratorium berlengan panjang yang terbuat dari bahan tidak mudah meleleh (disarankan dari katun atau campuran poliester dan katun).  Jas laboratorium dikenal oleh masyarakat pengguna bahan kimia ini terbuat dari katun dan bahan sintetik. Hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan jas laboratorium yaitu kancing jas laboratorium tidak boleh dikenakan dalam kondisi tidak terpasang dan ukuran dari jas laboratorium pas dengan ukuran badan pemakainya. Jas laboratorium merupakan pelindung badan dari tumpahan bahan kimia dan api sebelum mengenai kulit pemakainya. Jika jas laboratorium terkontaminasi oleh tumpahan bahan kimia, lepaslah jas
Gambar. Jas Laboratorium
 

secepatnya.

-            Perlindungan badan lainnya adalah Apron. Apron digunakan untuk memproteksi diri dari cairan yang bersifat korosif dan mengiritasi, yang berbentuk seperti celemek terbuat dari karet atau plastik. Untuk apron yang terbuat dari plastik, bahwa tidak dikenakan pada area larutan yang mudah terbakar dan bahan-bahan kimia yang dapat terbakar yang dipicu oleh elektrik
statis, karena apron jenis ini dapat mengakumulasi loncatan listrik statis. 


Gambar Apron
 
 
-            Jumpsuit juga merupakan alat perlindungan diri yang dapat melindungi tubuh kita saat bekerja di laboratorium. Jumpsuits atau dikenal dengan sebutan baju parasut ini direkomendasikan untuk dipakai pada kondisi beresiko tinggi. Bahan dari peralatan perlindungan badan ini harusslah mampu memberi perlindungan kepada pekerja laboratorium dari percikan bahan kimia, panas,



dingin, uap lembab, dan radiasi.


Gambar Jumpsuit
 
 


3.    Alat Perlindungan Tangan
Kontak pada kulit tangan merupakan permasalahan yang sangat penting apabila terpapar bahan kimia yang korosif dan beracun. Sarung tangan menjadi solusi tidak hanya melindungi tangan terhadap karakteristik bahaya bahan kimia tersebut, sarung tangan juga dapat memberi perlindungan dari peralatan gelas yang pecan atau rusak, permukaan benda yang kasar atau tajam, dan material yang panas atau dingin.  Sarung tangan harus secara periodik diganti berdasarkan frekuensi pemakaian dan permeabilitas bahan kimia yang ditangani. Jenis sarung tangan yang sering dipakai di laboratorium, diantaranya, terbuat dari bahan karet, kulit dan pengisolasi (asbestos) untuk temperatur tinggi. Jenis karet yang digunakan pada sarung tangan, diantaranya adalah karet butil atau alam, neoprene, nitril, dan PVC (Polivinil klorida). Semua jenis sarung tangan tersebut dipilih berdasarkan bahan kimia yang akan ditangani. Karena sarung tangan jenis tertentu dapat hancur jika bersentuhan dengan bahan pelarut, penting untuk memberi perhatian ekstra antara sarung tangan pelindung dengan sifat alami pekerjaan yang akan dilakukan. Sebelum penggunaan, lakukan pemeriksaan untuk memastikan sarung tangan (terutama sarung tangan lateks) ada dalam kondisi yang baik dan bebas dari lubang, dan kebocoran.
Berikut ini adalah jenis-jenis sarung tangan dengan penggunaan yang tidak terbatas hanya untuk melindungi dari bahan kimia. Jenis-Jenis Safety Glove antara lain : 
-           



Sarung Tangan Metal Mesh. Sarung metal mesh tahan terhadap ujung yang lancip dan menjaga terpotong.

-            Sarung Tangan Kulit, Sarung tangan yang terbuat dari kulit ini akan



melindungi tangan dari permukaan kasar.
-            Sarung tangan Vinyl dan neoprene, melindungi tangan terhadap bahan kimia



beracun.  

-            Sarung tangan Padded Cloth, melindungi tangan dari ujung yang tajam,
pecahan gelas, kotoran dan vibrasi.

-           



Sarung tangan Heat resistant, mencegah terkena panas dan api.

-            Sarung tangan karet, melindungi saat bekerja disekitar arus listrik karena karet merupakan isolator (bukan penghantar listrik).
      
-            Sarung tangan Latex Disposable, melindungi tangan dari Germ dan bakteri, sarung tangan ini hanya untuk sekali pakai.




-            Sarung tangan lead lined, digunakan untuk melindungi tangan dari sumber radiasi.

4.    Alat Perlindungan Pernapasan
Kontaminasi bahan kimia yang paling sering masuk ke dalam tubuh manusia adalah lewat pernafasan. Banyak sekali partikel-partikel udara, debu, uap dan gas yang dapat membahayakan pernafasan. Laboratorium merupakan salah satu tempat kerja dengan bahan kimia yang memberikan efek kontaminasi tersebut. Oleh karena itu, para pekerjanya harus memakai perlindungan pernafasan, atau yang lebih dikenal dengan sebutan masker.

         Menurut Drs. Daryanto (2003), ada empat jenis masker, yaitu:
-                        Masker penyaring debu, masker ini berguna untuk melindungi pernafasan dari serbuk-serbuk  logam, penginderaan, atau serbuk kasar lainnya.
-                        Masker berhidung, masker ini dapat menyaring debu atau benda sampai ukuran 0,5 mikron. Bila kita sulit bernafas waktu memakai alat ini maka hidungnya harus diganti
karena filternya tersumbat oleh debu.

-                        Masker bertabung, masker bertabung mempunyai filter yang baik daripada masker berhidung. Masker ini sangat tepat digunakan untuk melindungi pernafasan dari gas tertentu. Bermacam-macam tabungnya tertulis untuk macam-macam gas yang sesuai






http://images.genkeis.multiply.com/image/1/photos/upload/300x300/Rv9w8AoKCp0AAG98ep41/cartridge.JPG?et=%2CV%2BpxXeYtDj9A8oXZuGvPQ


dengan jenis masker yang digunakan.

-                        Masker kertas, masker ini digunakan untuk menyerap partikel-pertikel berbahaya dari udara agar tidak masuk ke jalur pernafasan. Pada penggunaan masker kertas, udara disaring permukaan kertas yang berserat sehingga partikel-partikel halus yang terkandung dalam udara tidak masuk ke saluran pernafasan. Kelebihan dari masker kertas ini adalah bahannya terbuat dari kertas yang lembut berwarna putih, ukurannya sebesar lingkar mulut orang



dewasa dan cara memakainya diikat dengan  tali karet ke bagian belakang kepala.

-            Masker plastik, masker ini digunakan untuk menyerap partikel-partikel berbahaya dari udara agar tidak masuk jalur pernafasan. Ukuran masker ini sama dengan masker kertas, tetapi ada lubang-lubang kecil dipermukaannya untuk aliran udara, tetapi tidak bisa menyaring udara, fungsi penyaring udara terletak pada sebuah tabung kecil yang diletakkan di dekat rongga hidung. Di dalam tabung ini diisikan semacam obat  yang berfungsi sebagai



penawar racun.

  1. Alat Perlindungan Kaki
Perlindungan Kaki dirancang untuk mencegah luka-luka dari bahan kimia bersifat menghancurkan, bahan-bahan berat, goncangan elektrik, seperti misalnya memberi daya tarik pada lantai basah. Jika suatu objek bersifat korosif, berbahan kimia atau objek berat jatuh ke lantai, bagian yang paling rentan pada badan adalah kaki. Karena alasan inilah, sepatu yang dengan sepenuhnya menutup dan melindungi kaki direkomendasikan. Sepatu buatan pabrik beberapa diantaranya bersifat menyerap cairan. Jika bahan­ kimia tumpah di atas sepatu pabrik, buka alas kaki seketika. Ketika memilih alas kaki untuk laboratorium, pilihlah sepatu kokoh yang menutupi seluruh kaki. Hal ini akan menyediakan perlindungan terbaik.
Jenis jenis alas kaki yang direkomendasikan untuk Alat Perlidungan Diri (APD) adalah sebagai berikut.
-             Sepatu keselamatan (steel-toed), melindungi dari luka-luka disebabkan oleh dampak dari objek apapun selama aktivitas kerja (misal: pengangkatan bahan
yang berat, menggunakan perkakas bertenaga besar, dan lain-lain).

-            Sepatu treated, sepatu boot karet atau tutup sepatu plastik melindungi dari



bahan kimia bersifat menghancurkan.






TAMBAHAN

1.      Kecelakaan-kecelakaan di Laboratorium
Beberapa contoh kecelakaan yang dapat terjadi akibat alat dan bahan yang digunakan tidak hati-hati dalam kegiatan laboratorium adalah sebagai berikut:
1.      Percikan zat. Percikan zat dalam jumlah banyak atau sedikit yang mengenai badan atau pakaian perlu mendapat perhatian karena beberapa jenis zat kimia dapat merusak kulit atau pakaian
2.      Luka, luka yang sering terjadi umumnya disebabkan oleh benda tajam , luka bakar, atau tersinggung benda panas
3.      Keracunan, keracunan adalah masuknya benda-benda yang beracun ke dalam tubuh. Biasanya yang sering terjadi adalah terisapnya uap beracun atau terserapnya cairan melalui kulit
4.      Ledakan atau kebakaran, ledakan atau kebakaran yang terjadi di lab umumnya disebabkan oleh bahan-bahan kimia atau alat-alat yang di gunakan pada waktu melakukan percobaan
5.      Bahaya listrik, bahaya listrik diakibatkan oleh aliran listrik yang bertegangan tinggi yang berasal dari PLN atau alat-alat yang dapat menghasilkan tegangan listrik misalnya generator
6.      Bahaya yang ditimbulkan oleh hewan semua hewan harus di perlakukan secara hati-hati karena akan memungkinkan terjadinya infeksi. Beberapa jenis mamalia dapat menularkan penyakit pada manusia
7.      Bahaya yang ditimbulkan oleh mikroba, beberapa jenis mikroba terutama  bakteri patogen (penyebab penyakit) harus diperlakukan secara hati-hati. Sikap hati-hati itu di perlukan Karena mikroorganisme patogen menyebabkan penyakit



  1. Cara Meningkatkan Keselamatan dan Keamanan Kimia

Budaya keselamatan laboratorium sangat tergantung pada kebiasaan kerja masing-masing kimiawan dan rasa kerja tim untuk melindungi diri mereka sendiri, rekan kerja, dan komunitas dan lingkungan yang lebih besar. Pimpinan lembaga mensyaratkan agar pegawai laboratorium mengambil langkah-langkah berikut ini untuk meningkatkan budaya keselamatan dan keamanan di fasilitas kerja:
1. Rencanakan semua eksperimen sebelumnya dan patuhi prosedur lembaga tentang keselamatan dan keamanan selama perencanaan.
2. Selama memungkinkan, minimalkan operasi laboratorium kimia untuk mengurangi bahaya dan limbah.
3. Asumsikan bahwa semua bahan kimia yang ada di laboratorium berpotensi beracun.
4. Pertimbangkan tingkat kemudahbakaran, korosivitas, dan daya ledak bahan kimia dan kombinasinya jika melakukan operasi laboratorium.
5. Pelajari dan patuhi semua prosedur lembaga terkait keselamatan dan keamanan.


Daftar Rujukan

Merck KGaA. Fundamentals of Laboratory Safety. Git feffag GmbH. 2001.

Robert J. Alaimo. Handbook of Chemical Health and Safety. American Chemical Society, Oxford University Press. 2001.

Stephen K. Hall. Chemical Safety in the Laboratory. CRC Press, Inc., 1994.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar